2nd SCREAM

WARNING!

NC-17 untuk pembunuhan, and WARNING!!! TYPO bertebaran di mana-mana.

CREDIT: SCREAM, FEAR STREET, AND ETC.

Melihat punggung gadis itu berlari ke arah pintu depan rumahnya, Siwon dengan cepat tancap gas dan pergi dari tempat itu.  Pikirannya kacau.  Perasaan kesal, marah, kecewa dan ditolak bercampur di dalam dirinya dan membuat dia membanting stir ke arah taman yang tadi dan menginjak rem dalam-dalam  lalu memukul kemudi dengan gusar.  Ia tahu Ririn diam saja, bahkan gadis itu tidak melawan.  Tapi, ia benar-benar merasa di tolak saat Ririn hanya diam dan tidak membalasnya.

Pria itu menangkupkan kedua tangannya di stir mobil dan menyembunyikan kepalanya dilengannya.  Baru kali ini ia merasa di tolak.  Terlebih lagi oleh murid SMU biasa seperti Ririn.  Ia terus saja membenamkan kepalanya di sana.  Seakan-akan jika dia mengangkat kepalanya, maka ia akan kembali teringat dengan kejadian tadi.  Dan itu terus berlangsung selama dua puluh menit ke depan.

*SCREAM*

Setelah turun dari mobil Choi Siwon, Ririn berlari.  Membanting pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamar mandi.  Ririn dengan marah mengucurkan keran dan membasuh wajahnya dengan air.  Sesekali ia menggosok wajahnya dengan keras hingga memerah.

Perlahan ia pun mengangkat wajahnya dan menatap bayangan dirinya di cermin.  Ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri.  Kenapa ia hanya diam saja.  Marah pada dirinya sendiri, Ririn mengambil handuk dan menyeka air yang menetes dari wajahnya.  Lalu, berlari ke kamarnya dan membanting tubuhnya di atas kasur dan menangis.

*SCREAM*

Seperti biasa pula, Ririn kembali ke sekolah dengan wajah murungnya.  Ia benci dengan tatapan teman-teman sekolahnya yang terkesan ingin tahu.  Kematian sahabatnya itu memang benar-benar  tak ingin di ingatnya.  Baru saja berbelok di tikungan, ia nyaris bertabrakan dengan  Rinhyo.

“Oh hai.” Sapanya.

“Hai…” Rinhyo membalas dengan canggung.  Keheningan muncul dan merayap di tengah kedua gadis yang sudah lama tak bersenda gurau dan bersama-sama. Lagi-lagi mereka saling tatap dalam diam.  Bingung untuk mengatakan sesuatu.

“Eh…”  Terdengar suara batukan kecil saat Rinhyo akan mengatakan sesuatu.  Mereka menoleh pada seorang gadis yang tengah berdiri dengan wajah angkuhnya.  “Eh, aku permisi.” Ucap Rinhyo buru-buru.

“Aya.” Gumam Ririn.

“Hn?” gadis itu menatapnya dengan pandangan tanya, namun tetap tak berkurang sedikit pun kesan angkuh yang melekat dalam dirinya dua tahun terakhir ini.

“Tidak ada.” Jawab Ririn dingin.

“Lalu, mengapa kau tetap berdiri di sini?”

“Terserahku aku mau berdiri di mana pun.” Balas Ririn.

“Cih!” gadis itu berbalik meninggalkan Ririn.  Ririn masih tetap berdiri di sanas dengan perasaan sedih, marah dan kecewa diperlakukan seperti itu oleh gadis berdarah Jepang itu.

*SCREAM*

“Jungsoo, aku ingin bertanya sesuatu tentang Ririn.” Saat mendengar itu Jungsoo yang baru saja meneguk kopinya langsung memberikan tatapan membunuh pada Siwon, tapi memang dasar Playboy, tetap saja deathglare itu tidak mempan untuknya.

Dengan santainya Choi Siwon mengangkat gelas kopinya seakan mengajak bersulang dan menjawab santai, “Bukan itu yang mau aku tanyakan.” Ucapnya.  “Aku dengar dari Yunho, adikmu pernah berurusan dengan polisi.”

“Ya.” Jawab Jungsoo seraya menerawang ke masa dua tahun yang lalu.

“Lalu?  Apa yang terjadi?” tanya Siwon sambil membaca tujuh data dari remaja yang saat itu berusia enam belas tahun.

“Saat itu Ririn dan teman-temannya pergi berlibur ke sebuah pegunungan.  Dan, saat itu terjadi sebuah kecelakaan.”

“Kecelakaan?”

“Ya.  Mobil yang mereka kendarai menabrak mobil lain sehingga mobil itu terjungkir balik masuk ke jurang dan pengemudi di dalamnya tewas.” Jelas Jungsoo.

“Begitu?”

“Ya.  Dan keluarga korban sempat menuntut adikku dan teman-temannya.  Tapi, karena mereka masih berusia sekitar enam belas hingga delapan belas, polisi menganggap itu sebagai kenakalan remaja.”

“Jadi, kau pikir kecelakaan dua tahun lalu itu berhubungan dengan kasus pembunuhan akhir-akhir ini?” tanya Siwon.

“Ya.” Jungsoo mendesah nafas lelah.  “Dari tujuh data yang ada ditanganmu, tiga orang mati terbunuh dalam waktu dekat ini.”

“Apa?”

Jungsoo menunjuk map itu.  “Hankyung, Han Seoyoung dan Lee Hongki.”

“Jadi ada korban sebelum kematian kedua kakak beradik ini?”

“Tepat.  Lee Hongki terbunuh di kamarnya seminggu sebelum Han bersaudara tewas.” Ujar Jungsoo.

“Begitu?  Menarik.” Tanggapnya.  Mereka terdiam dalam keheningan.  “Jungsoo.”

“Hm?” balas pria itu sambil melonggarkan dasinya.

“Apa kau pikir adikmu akan menjadi salah satu korbannya?” tanyanya.

Mata Jungsoo melebar.  “Semoga saja tidak.  Untuk berjaga-jaga, aku yang menangani kasus ini.” jawabnya mantap.  Siwon menyeringai lebar tanpa diketahui Jungsoo.  Ia menaruh map terbuka itu di atas meja kerja Jungsoo.

“Boleh aku membantumu?”

Jungsoo menyipitkan matanya dan menatap Siwon dengan pandangan curiga.  “Jika kau membantuku untuk mendapatkan adikku, lebih baik tidak usah!” geram Jungsoo.

“Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga.” Ucapnya sambil menyeringai.

“APAAAAA?” Jungsoo membanting gelas kopinya di atas map terbuka itu, hingga isinya bermuncratan di atas permukaan meja dan mengotori map yang terbuka itu.

“Ya!!  Kau mengotori berkas penting.” Siwon menyingkirkan berkas-berkas itu dan mencoba membersihkannya dari noda kopi sebisanya.

“Mati aku!” gerutu Jungsooo sambil mengambil kertas penghisap tinta dan ikut membersihkan kertas itu.  Kertas dengan foto seorang pemuda remaja yang kurus, dengan nama Cho Kyuhyun.

*SCREAM*

Kyuhyun yang baru saja mengerjakan tugas sekolah di perpustakaan membereskan buku-bukunya yang berserakan di atas meja.  Suasana bulan Januari yang dingin masih melekat kuat.  Merapatkan mantelnya, ia menarik tasnya dan melangkah untuk pulang.  Sekilas, pemuda itu melirik ke arah jendela yang sudah menunjukkan langit malam yang gelap.  Dengan cepat, ia pun mempercepat langkahnya.

SREEEK!

Suara gesekan besi dengan lantai membuat Kyuhyun mengernyit.  Suara bising itu benar-benar mengganggu.  Dengan enggan pemuda itu pun menoleh ke belakang.  Dengan perasaan merinding ia berbalik.  Mengetahui tak ada satu pun yang dilihat, Kyuhyun kembali melangkahkan kakinya hingga tiba-tiba suara nyaring itu terdengar lagi.  Dan kali ini suara itu lebih keras.

Kyuhyun kembali berbalik hingga tiba-tiba diujung lorong, berdirilah seseorang dengan topeng Ghost face, menyeret kapak ke arahnya.  Kyuhyun merasakan jantungnya berdetak cepat tak karuan, seluruh tubuhnya gemetaran, hingga keringat mengucur deras di pelipisnya.

Menyadari dirinya sedang dalam bahaya, Kyuhyun berlari menelusuri lorong-lorong dengan di kejar orang gila yang membawa kapak itu.  Kyuhyun terus saja berlari-lari hingga ketika ia berbelok, kakinya seperti tersandung sesuatu.  Tubuh jangkungnya terjerembab di lantai yang dingin itu.

Dengan kepala yang rasanya seperti berputar dan sebagian tubuh yang sakit, Kyuhyun mencoba bangkit dari jatuhnya.  Dilihtanya sebuah tali yang diikat di masing-masing meja di sisi lorong melintang di lorong kelas untuk menjebaknya.  Dengan cepat Kyuhyun pun bangkit.  Namun, tiba-tiba sesuatu yang tajam menancap di pahanya.

“AAAARGH!!!” Kyuhyun berteriak kesakita.

“Hahahahaha…. Cho Kyuhyun, senang bertemu denganmu.” Suara berat seorang pria itu bersumber dari seseorang yang berlutut di depannya dengan jubah dan topeng Ghost face menutupi wajahnya, ia menancapkan pisau ke paha kanan Kyuhyun.

“Si… siapa kau?” bentak Kyuhyun sambil menahan sakit.

Lagi-lagi orang itu tertawa.  Seakan-akan menertawakan pertanyaan Kyuhyun yang dirasanya sangat konyol.  “Tidak perlu tahu.  Tapi, jika kau sudah di ujung maut, akan kuberi tahu kau.”

Dan dengan cepat orang itu bangkit dan mengambil tali yang membuat Kyuhyun tersandung, lalu melilitkannya di sekitar leher Kyuhyun dan mengeluarkan tali–tali lain dari jubahnya dan mengikat kedua tangan dan kaki pria itu.  “Sudah siap?” tanya pria itu dengan nada bodoh.

“Ugh!” Kyuhyun berusaha melepaskan tali itu dari lehernya.  “Mau…. Apa…. kau?”

“Kita berjalan-jalan sejenak.  Hahahaha…” dan orang itu, dengan santainya menarik tali itu dan menyeret Kyuhyun yang tengah berusaha melepaskan tali-tali itu dari lehernya.  “Lalalalala….” Sambil bernyanyi riang, orang itu menarik Kyuhyun yang mulai kehabisan nafas.

“To… tolooong!” Kyuhyun berusaha berteriak untuk meminta pertolongan.

“Hahahaha…berteriaklah.” Orang itu lagi-lagi bernyanyi riang.

Setelah perjalanan panjang mereka, orang itu menarik Kyuhyun dan menyeretnya ke depan oven.  Dan Kyuhyun tahu benar, tempat apa ini.  dan sepertinya kita benar-benar akan menyaksikan Kyuhyun di masak untuk sarapan murid esok pagi.

*SCREAM*

Kyuhyun masih saja meronta-ronta dengan sekuat tenaga saat sebuah pisau perak mendekati lehernya dan memotong tali yang melilit dilehernya hingga menggores kulit lehernya dan menyeluarkan darah.  Orang itu masih saja tertawa-tawa melihat darah Kyuhyun yang keluar deras dari lehernya.

“Hahahaha… kau lebih suka yang mana?” tanyanya sambil mengusap darah yang ada di pisau itu.  Kyuhyun menatap orang itu ketakutan.  “Kaki?” orang itu menusuk paha sebelah kiri Kyuhyun, lalu mencabutnya.  “tangan?” ialalu memotong urat nadi di pergelangan tangan Kyuhyun.  Dan menampung darahnya di sebuah panci.

“AAAAAAAAARGHHHH!!!”

“Atau lebih baik pakai seleraku saja.” Ucap orang itu sambil tertawa-tawa.  “Aku lebih suka mata!” dan dengan gerakan cepat, ia menusuk mata kanan Kyuhyun.

“AAAAAAAAARGHHH!!!! TIDAAAAAAAK!” teriakan itu tidak mengurungkan niat orang itu untuk terus menusuk bagian tubuh Kyuhyun yang lain.  Tubuh Kyuhyun sudah melemah.  Perlahan-lahan tubuhnya menjadi dingin dan mati rasa.  Tapi, ia masih bisa merasakan pisau itu menusuk pergelangan tangannya lagi.

“Hahahaha… jika darahmnu ku rebus pasti akan harum sekali baunya.” Ucap orang itu.  Setelah mendapatkan banyak darah, ia lalu menyalakan api dan menaruh panci di atasnya.  Lalu menghampiri Kyuhyun yang terbaring lemas dengan terikat.

“Kyuhyun-ah, sesuai janjimu, aku akan memperlihatkan wajahku.” Ucap orang itu.  Ia membuka topeng Ghost face itu dan menatap Kyuhyun.  Kyuhyun memicingkan matanya menatap orang itu.  Dan matanya terbelalak saat melihat senyum orang itu.

“Selamat tinggal.”

CHRASSSSH!!!

Satu tusukan.

Mengakhiri satu kehidupan.

“Selamat jalan Kyuhyun-ah.”

*SCREAM*

Kim Sung Ryung.  Wanita berumur empat puluh tiga tahun itu merapatkan mantelnya dan berjalan cepat-cepat menuju dapur sekolah.  Choi Soo Eun yang sama-sama bekerja dengannya mengikutinya dengan langkah terburu-buru.

“Ya Tuhan, kenapa aku bisa terlambat seperti ini.” gumamnya sambil meremas tasnya.  “Untung saja kau meneleponku.”

“Tidak apa-apa Nyonya, aku juga kebetulan terlambat.  Seharusnya dari pukul lima aku di sini.” Balas Soo Eun, wanita berumur dua puluh lima tahun itu.  Sekali-sekali ia menatap jam yang melingkari pergelangan tangannya yang kini menunjukkan pukul 5.25.

Dengan cepat-cepat keduanya menuju pintu dapur untuk mulai memasak.  Jika tidak, mungkin anak-anak yang ingin sarapan di sekolah protes karena mereka harus menunggu lama. Sung Ryung membuka pintu itu dan berhenti tiba-tiba. Soo Eun yang berada dibelakangnya, nyaris menabrak wanita itu.

“Nyonya, ada apa?” tanyanya.

“Soo Eun…” bisiknya dengan suara bergetar.  “Lihatlah!” tunjuknya pada lantai yang kini ternoda oleh cairan berwarna merah pekat.  Dengan perlahan, kedua wanita itu menelusuri jejak-jejak darah yang tercecer itu.

Dan menemukan panci yang cairan di dalamnya sudah mendidih.  Cairan pekat itu menggelegak dengan bau yang benar-benar sulit dikatakan.  Dan tiba-tiba, pintu oven yang berada di bawah kompor, terbuka dan menampakan seorang pemuda remaja sedang meringkuk dengan belumuran darah.

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!” jerit kedua wanita itu.

To be continue….

Note: JANGAN DITIRU!!!

INI ADALAH IMAJINASI GILA-NYA AUTHOR!  MOHON JANGAN DITIRU!!!

Dan dua wanita terakhir, kalo yang pernah nonton You’re beautiful-nya Park Shinhye, pasti tau dong siapa dua wanita di akhir.  Yah, wanita 43 tahun itu adalah yang berperan jadi Mo Hwaran di drama itu dan juga Kordinator Wang.  Wkwkwkw…. Kenapa pilih mereka?  Karna aku suka banget ama mereka. Hihihi…

Prolog: SCREAM

Credit: SCREAM

This fanfiction is dedicated to Putri.

I hope you like this.

Summary : Pembunuh dengan topeng Ghostface berkeliaran.  Dan para remaja di Naran Senior High School menjadi panik dan mencurigai satu sama lain.  Bagaimana cara Ririn yang menghadapi pembunuh yang berkeliaran dan membantai satu persatu teman-teman sekolahnya?

Main Cast :

-Park Ririn as Putri

-Choi Siwon

Prolog Cast :

-Hankyung

-Han Seoyoung as Me

Credit : Scream and others

Warning!

NC-17 for Killer scene and bloody.

Krriiiiiing!

Baca lebih lanjut

C for Mr. Coffee~~ Miss u Mr.Choi~

DON’T LIKE?
DON’T SEE, READ OR OPEN^^
IF U WANNA REPOST
DONT FORGET FOR THE CREDIT!
NO BASHING, LET’S SHARING N RESPECT EACH OTHER ^^
KHAMSA ^^
HAPPY READING LOPHLY ^^

Recommended song LOVING YOU-Minnie Riperton


Lovin’ you i see your soul come shinin’ through
And every time that we
I’m more in love with you Baca lebih lanjut

No More Chance

DON’T LIKE?

DON’T SEE, READ OR OPEN^^

IF U WANNA REPOST

DONT FORGET FOR THE CREDIT!

NO BASHING, LET’S SHARING N RESPECT EACH OTHER ^^

KHAMSA ^^

HAPPY READING LOPHLY ^^

“Kamu tuh keterlaluan ya!” teriak seorang perempuan dengan amarah yang meluap.

Prang

Baca lebih lanjut